top of page

53 items found for ""

  • HIDUP Lebih Berarti

    Tanggal 2 November 2022, adalah hari Peringatan Arwah semua orang beriman. Mendoakan dengan intensi misa arwah, doa indulgensi selama 8 hari berturut-turut dan mendatangi makam dilakukan untuk mengenang mereka yang sudah berpulang merupakan kegiatan rohani yang selalu dilakukan. Kadang masih ada rasa sedih, kehilangan dan kerinduan yang masih dirasakan. Banyak kenangan indah yang terasa. Hanya doalah yang bisa kita lakukan untuk menghantar mereka yang sudah berpulang. Selama kita masih hidup lakukanlah kebersamaan dengan keluarga, orangtua, anak-anak dan sesama supaya kegiatan indah akan mengisi di dalam kehidupan. Untuk kegiatan terhadap sesama, Lingkungan St. Angela Merici dari Wilayah 1 Paroki Alam Sutera mendapatkan tugas untuk bernyanyi pada misa peringatan arwah orang beriman. Bernyanyilah senantiasa dan ucapkanlah syukur kepadaNya. Mulailah kegiatan bersama keluarga, nikmatilah hidup dengan lakukan banyak hal, lakukanlah pelayanan apapun bentuknya. Jadikanlah hidupmu menjadi berarti dan lakukan yang terbaik karena di dalam Tuhan semua tidak ada yang sia-sia. Amin. "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman" (Yohanes 6:40)

  • Rapat Karya 2022 - Paroki Alam Sutera

    Rapat Karya 2022 yang baru diadakan pada hari Minggu lalu, tanggal 23 Oktober 2022, telah berhasil mengumpulkan para pengurus dari berbagai wilayah di Paroki Alam Sutera. Rapat kali ini dirasakan lebih segar, akrab, energik dan penuh dengan sukacita. Dimulai dari malam keakraban yang dihangatkan dengan bubur ayam dan wedang ronde, serta keseruan acara team building dan penampilan BIR (Bina Iman Remaja) serta OMK dari Wilayah 12, yang disambut dengan antusiasme tinggi dari semua peserta, hadir juga Romo paroki kita, yaitu Rm. Yohanes Hadi Suryono dan Rm. Hardijantan Dermawan. Keesokan harinya acara dilanjutkan dengan sharing mengenai kerasulan awam oleh Rm. Simon Petrus Lili Tjahjadi, topik yang juga sangat menarik dan dibawakan secara interaktif melibatkan para peserta rapat karya. Kemudian acara makan siang bersama ala puncak (sunda) dengan menu sayur asem, ikan asin dan ayam goreng yang disiapkan oleh tim konsumsi Wilayah 12, sambil dimeriahkan dengan tari piring dari Gratia. Pemaparan Renstra dan RAPB disampaikan secara padat dan jelas, dan dapat diterima dengan baik oleh semua peserta Rapat Karya (RAKA). Proficiat untuk semua pengurus yang terlibat, semoga rencana pelayanan setahun ke depan dapat membuahkan hasil yang baik dan menjadi berkat bagi semua umat, khususnya umat Gereja St. Laurensius, Paroki Alam Sutera.

  • Butiran Butiran Biji Rosario

    Setiap butiran perlahan dikumpulkan, disatukan dan digabungkan menjadi satu dengan diikat tali menjadi lebih kuat. Butiran berbagai macam jenis warna diikat kuat dirangkai menjadi sebuah susunan yang indah. Bagaikan kehidupan manusia yang dari berbagai macam kehidupan jika disatukan bersama untuk saling menguatkan melengkapi. Pada hari Sabtu 29 Oktober 2022 lingkungan St. Angela Merici, Wilayah 1, Paroki Alam Sutera, mengadakan kegiatan lingkungan dengan membuat Rosario bersama. Dimulai dengan mencari sukarelawan yang bisa membuat Rosario, kemudian menyiapkan bahan Rosario hingga mengumpulkan para peserta yang ingin belajar membuat Rosario. Akhirnya terlaksana juga kegiatan merangkai butiran Rosario yang sudah disiapkan. Didorong hanya oleh kerinduan untuk berbagi dan membagikan Rosario kepada yang masih belum mempunyainya. Terima kasih Bunda Maria dengan butiran Rosario kami selalu dikuatkan menjadi anak yang terkasih. Setiap butiran yang mengatakan "Salam Maria penuh rahmat Tuhan serta-Mu terpujilah Engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuh-Mu Yesus" menjadikan hati kami kuat dalam menjalani kehidupan yang penuh warna seperti butiran rosario yang kami rangkai. Dengan Rosario, Bunda Maria selalu tersenyum bahagia melihat anak-anak bertekun di dalam iman. Amin

  • Doa Rosario Seiring Langkah Senior

    Berkunjung, mendengarkan, mendoakan adalah sebuah kegiatan yang sebenarnya tampak sederhana tapi ternyata tidak mudah untuk dilakukan. Berkunjung, menyempatkan waktu di antara kesibukan sehari-hari kita terutama bagi mereka yang bekerja. Mendengarkan, sebagian besar orang lebih suka didengarkan. Mendoakan ditujukan kepada orang lain yang ingin kita doakan untuk menjadi kekuatan bagi yang didoakan. Tiga kata yang sederhana itu; dikunjungi, didengarkan, didoakan adalah hal yang dibutuhkan oleh para senior kita. Lingkungan St. Angela Merici mengadakan kunjungan ke rumah-rumah para senior di sekitar lingkungan dalam Bulan Maria ini. Kegiatan sederhana dan nyata tapi penuh arti. Para senior bersiap-siap lebih awal, menyiapkan meja sederhana dengan Salib, Patung Bunda Maria, dua buah lilin, dan menunggu kedatangan kami. Disambut dengan senyum dan kalimat "silakan masuk" menjadikan kami yang datang merasakan senior sangat mengharapkan kunjungan kami. Berbincang-bincang sebentar dilanjutkan dengan Doa Rosario dan diakhiri dengan kembali mendengarkan cerita para senior. Senior berusaha untuk bisa menghafal doa Salam Maria dan mengingat kapan giliran mereka mengucapkan Salam Maria. Semua kegiatan ini sangatlah sederhana tapi dapat menghasilkan buah sukacita, kegembiraan, kebahagiaan melalui Doa Rosario. Bunda Maria doakanlah semua senior. Amin

  • Ziarek Lingkungan St. Georgius, 14-16 Oct 2022

    Setelah menghadapi pandemi sekian lama, akhirnya lingkungan St. Georgius mengadakan ziarah dan rekreasi lingkungan, dengan tujuan Kota Semarang. Keseluruhan grup kami berjumlah 25 peserta, terdiri dari 21 orang dewasa dan 4 orang anak-anak. Kami berangkat tanggal 14 Oktober 2022, pukul 05.10 pagi, dari cluster Garnet, Pondok Hijau Golf, Gading Serpong, dengan menggunakan bis, langsung menuju Goa Maria Ratu Besokor, Weleri dan Goa Maria Talanging Sih. Di sana kami menyampaikan devosi pribadi. Setelah makan siang, kami mampir di Wihara Sam Poh Kong, lalu check-in hotel. Hari pertama ditutup dengan acara bebas, peserta bisa explore jajanan Semarang di sekitar hotel. Pada hari ke-2, tanggal 15 Oktober 2022, rute kami berikutnya adalah Goa Maria Sancta Rosa Mystica di kota Tuntang, untuk menyampaikan devosi pribadi, kemudian setelah itu lanjut makan siang di Bakso Tamansari dan makan durian di pinggir jalan🥰 Puji Tuhan kami dapat merayakan Misa Kudus di Gereja Santo Yusuf Ambarawa atau yang dikenal juga dengan sebutan Gereja Jago. Di gereja ini terdapat patung St. Yusuf yang wafat dan hanya ada beberapa di seluruh dunia. Selain itu juga ada relikui orang-orang kudus, seperti St. Ignatius Loyola, St. Fransiskus Asisi, St. Fransiskus Xaverius dan juga St. Yusuf serta Bunda Maria. Misa Kudus dipimpin oleh Pastor Budi Nugroho. Setelah misa, kami naik mobil angkutan kota menuju Goa Maria Kerep, Ambarawa. Setelah menyampaikan devosi pribadi, kita bisa menikmati jajanan khas yang ada di sepanjang jalan, mulai dari minuman susu segar, jeruk peras asli, kue lekker, sate, dan lain sebagainya. Hari ke-3, yaitu 16 Oktober 2022, kami bersiap pulang setelah menikmati makan pagi di hotel dan berdoa bersama mengucap syukur atas perjalanan ziarek yang lancar dan menyenangkan ini, kemudian bus membawa kami pulang melalui kota Cirebon. Di sana kami sempatkan berhenti di toko oleh-oleh untuk membeli beberapa buah tangan untuk dibawa pulang. Perjalanan terasa begitu diberkati dan menyenangkan karena kami tidak mengalami kemacetan lalu lintas, maupun kendala lainnya dan semua peserta selalu dalam kondisi yang prima dan bahagia, semua karena kemuliaan Tuhan dan perlindungan Bunda Maria😊🙏

  • BERSAMA MELANGKAH dengan BUNDA MARIA Menuju KEBAHAGIAAN & SUKACITA

    Setiap langkah perjalanan dan pengalaman kami dengan Doa Rosario, senantiasa menimbulkan kerinduan di dalam menjalankan perjalanan Ziarek Lingkungan St. Angela Merici, Wilayah Satu. Berulang kali didaraskan dan berulang kali kami terus berdoa Rosario. Diawali dengan penerbangan yang ditempuh dari semula satu setengah jam menjadi tiga setengah jam dikarenakan cuaca buruk, awan gelap yang tiba-tiba menyelimuti kota Pontianak. Di saat seperti itu, di dalam pesawat, hanya satu yang dapat kami lakukan yaitu berdoa Rosario memohon perlindungan Bunda Maria agar bisa tiba dengan selamat. Ternyata, luar biasa kasihNya. Doa kami terkabul, kami tiba di Pontianak dengan selamat. Ziarah Rekreasi Lingkungan St. Angela Merici kali ini diadakan pada tanggal 12 sampai 16 Oktober 2022, diikuti oleh 27 peserta. Banyak tempat yang kami kunjung dan banyak pengalaman yang kami temui. Melalui tulisan ini, kami ingin membagikan kejadian yang terjadi di luar rencana perjalanan / itinerary yang sudah kami susun dengan rapi. Kejadian pertama diawali pada saat bus kami sedang melaju dari Pontianak ke Bengkayang yang perjalanannya harus melalui hutan lebat di kiri-kanan kami. Tiba-tiba bus yang kami gunakan kehilangan kendali, bersyukur supir kami bisa tetap tenang dan cekatan sehingga bisa mengendalikan dan membawa bus kami kembali ke jalur jalanan yang sepi tadi. Setelah tiga puluh menit berlalu, tiba-tiba terdengar suara letusan ban! Tapi anehnya, bus kami berhenti tepat di sebuah rumah seorang penambal ban sepeda motor. Beberapa orang dari kami turun mengecek kondisi tersebut dan mendapati ada dua bannya meletus. Singkat cerita ternyata tempat yang kami datangi tersebut, semua penduduknya beragama Katolik. Dan yang paling menjadikan sukacita bagi kami yaitu di sana terdapat banyak anak-anak Katolik yang bisa bernyanyi dan berdoa Rosario. Anak-Anak bersemangat dan senang dengan kedatangan kami. Melihat antusias dan semangat mereka, kami pun berencana akan mengirimkan Rosario sebagai wujud kasih kepada anak-anak tersebut. Ziarek kami menjadi nyata bahwa begitu banyak orang yang mencintai Tuhan Yesus melalui Bunda Maria. Kami bersyukur atas semua kejadian yang kami alami dan betapa luar biasanya kasih Tuhan yang telah menyertai perjalanan Ziarek Lingkungan St. Angela Merici.

  • Pesta Nama Lingkungan Santo Cosmas dan Santo Damianus

    Santo Cosmas dan Santo Damianus adalah saudara kembar yang lahir dari orang tua Kristen di Arabia, pada abad ketiga. Mereka tinggal di wilayah sekitar perbatasan antara Turki modern dan Suriah. Mereka berdua adalah dokter yang terkenal karena memberikan pengobatan tanpa biaya alias gratis. Mereka menjadi martir pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Santo Cosmas dan Santo Damianus adalah pelindung para dokter dan apoteker, dan pestanya dirayakan setiap tanggal 26 September. Kedua santo kembar ini menjadi pelindung bagi dua lingkungan yang berada di Cluster Sutera Delima, Alam Sutera. Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah mulai mereda membuat Pengurus Lingkungan berani mencoba untuk mengadakan Misa Syukur secara on-site di hari Pesta Santo Cosmas dan Santo Damianus. Dan warga kedua Lingkungan ternyata menyambut dengan antusias. Kurang lebih 80 orang hadir mengikuti Misa Syukur yang dipimpin oleh Rm Hadi Suryono ini. Saat homili, Rm Hadi mengundang Oma Christina Masli, seorang warga yang baru pindah sekitar empat bulan lalu dan menjadi warga Lingkungan Santo Damianus, untuk maju ke depan altar. Tanpa ragu, Oma Christin pun maju. Saat ditanya oleh Rm Hadi, "Oma bisanya apa, bisa menyanyi?" Oma Christin pun mengangguk, "Bisa Romo." Tanpa diduga, Rm Hadi meminta Oma Christin untuk menyanyi dan disanggupi oleh Oma Christin. Menutup homilinya, Rm Hadi berpesan, agar umat Lingkungan Santo Cosmas dan Santo Damianus senantiasa bersedia menanggapi ajakan untuk hidup meng-Gereja, seperti Oma Christin yang langsung berani maju ketika diminta. Seusai Misa Syukur dilanjutkan dengan perkenalan para calon Ketua Lingkungan untuk periode 2023-2026, yang proses pemilihannya sedang berlangsung saat ini. Juga disampaikan ajakan untuk membeli Kupon Panitia Pembangunan Gereja (PPG) Santa Perawan Maria Benteng Gading. Ada program khusus malam itu, bagi umat yang membeli kupon dengan jumlah tertentu, akan mendapatkan sebuah rosario yang sudah diberkati oleh Rm Hadi Suryono.

  • Penerimaan Komuni Pertama Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

    Gereja Santo Laurensius menyatakan sebagai Gereja yang ramah dan terbuka bagi umat berkebutuhan khusus. Salah satu perwujudannya adalah penyelenggaraan penerimaan Komuni Pertama bagi anak berkebutuhan khusus, yang telah berlangsung pada hari Minggu, 21 Agustus 2022, dipimpin oleh Rm Rudy Hartono. Persiapan bagi calon penerima komuni pertama ini dilakukan dalam 12 kali pertemuan, yaitu setiap hari Sabtu dari pukul empat hingga lima sore. Pertemuan pertama dimulai pada tanggal 21 Mei 2022 berupa Rekoleksi Orang Tua. Dari 12 kali pertemuan, ada tujuh kali pertemuan berlangsung secara daring (online) dan lima kali secara luring (on site). Dalam pertemuan luring ini disampaikan materi tentang tata cara menerima Sakramen Tobat dan Ekaristi. Menghadapi anak berkebutuhan khusus tentu memiliki tantangan tersendiri. Ada seorang anak yang sempat ngambek, nggak mau masuk gereja saat penerimaan Sakramen Tobat. Mody, panggilan akrab Rm Rudy, lalu datang menghampiri anak tersebut di dalam mobilnya. Puji Tuhan anak ini akhirnya menerima Sakramen Tobat di sesi terakhir. Dari sepuluh anak yang mendaftar, akhirnya ada sembilan anak yang mengikuti kelas persiapan hingga tuntas dan menerima Sakramen Tobat serta Komuni Pertama. Dalam pesan homilinya, Mody menyampaikan melalui nyanyian, “Di dalam dunia ada dua jalan, lebar dan sempit, mana kau pilih? Yang lebar api jiwamu mati, tapi yang sempit Tuhan berkati.” sesuai bacaan Injil Lukas 13:22-30. “Anak-anak teruslah berjuang menuju jalan sempit, teruslah belajar mengenal, mengasihi dan melayani Tuhan Yesus.” Usai dengan penerimaan Komuni Pertama, Seksi Katekese melanjutkan dengan membuka penerimaan Sakramen Penguatan bagi Umat Berkebutuhan Khusus. Link pendaftaran https://forms.gle/VsjXzqs2XdR8ftKW9 dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ibu Yunalia No. HP 0818 106 098. Semua kemuliaan hanya bagi Tuhan.

  • Perayaan Syukur HUT Imamat

    Misa Kudus pada hari Minggu, 21 Agustus 2021 pukul 08.30 tampak lebih meriah dari biasanya. Misa Minggu Biasa XXI ini sekaligus perayaan syukur atas Hari Ulang Tahun (HUT) Imamat. Ada lima Romo yang merayakan HUT Imamat, yaitu Rm Hadi Suryono dan Rm Simon Lili Tjahjadi yang merayakan 30 tahun Imamat, Rm Hardijantan 24 tahun, Rm Rudy Hartono 23 tahun dan Rm Dista Kristanto 4 tahun. Dalam homili, Rm Hardijantan memberikan kesaksiannya, “Saya dibaptis umur 12 tahun. Waktu itu kedua orang tua saya belum katolik. Salah satu cara saya merawat iman adalah dengan menjadi misdinar. Setiap hari pukul lima pagi, saya sudah bangun dan berjalan kaki ke gereja untuk membantu Misa Harian. Dari sanalah benih panggilan saya. Makanya saya juga berharap Misa Harian di Gereja Santo Laurensius ini ada misdinarnya, untuk menumbuhkan benih-benih panggilan bagi orang muda di paroki ini.” Lebih lanjut, Rm Hadi menyampaikan bahwa perayaan syukur HUT Imamat ini bukanlah pesta bagi para Imam yang merayakan HUT Imamat semata, melainkan pesta kita semua sebagai Gereja. Gereja, sebagai persekutuan umat beriman, mau bersyukur atas panggilan imamat dan rahmat kesetiaan. “Ini adalah pesta syukur kita semua,” ujar Rm Hadi. Dan kita semua boleh berharap dan berdoa, semoga dalam waktu dekat akan ada putra dari Paroki Alam Sutera yang ditahbiskan menjadi Imam. Semoga dan amin.

  • Paguyuban Umat Senior Juara Lomba Paduan Suara KAJ

    Paguyuban Umat Senior (PaUS) Gereja Santo Laurensius yang tergabung dalam Koor Lansia Dekenat Tangerang 2 turut hadir dan menjadi peserta dalam acara Gelar Festival Seni dan Budaya Lansia Simeon Hana KAJ 2022. Kegiatan tahunan dari Pengurus Lansia Simeon Hana KAJ ini diadakan pada hari Sabtu, 13 Agustus 2022, bertempat di Aula Siti Maryam, Gereja Santo Andreas, Paroki Kedoya. Acara ini diikuti oleh para Lansia dari seluruh Dekanat yang ada di KAJ. Perwakilan dari Paroki Alam Sutera, dalam kesempatan ini berhasil mendapatkan prestasi sebagai Juara III Lomba Paduan Suara. Selamat ya!

  • Tiga Gereja dan Santo Laurensius

    TAK lama setelah menerima Sakramen Baptis, aku berangkat ke Bandung untuk kuliah. Aku memilih kos dekat kampus sehingga cukup berjalan kaki untuk kuliah. Jadilah aku masuk dalam Paroki Sukajadi, Gereja Santo Laurentius, Bandung. Waktu itu, empat puluh tahun lalu, gereja ini masih relatif baru. Desainnya pun modern dan megah. Inilah pertama kali, aku mengenal Santo Laurentius, namun baru sekadar nama. Belum tergerak untuk mencari tahu kisah hidup orang kudus ini. Puluhan tahun berlalu, saat berlibur ke Roma, tak sengaja aku melewati sebuah gereja bernama Basilica di San Lorenzo fouri le Mura (Basilika St. Laurensius di Luar Tembok). Jangan bandingkan basilika ini dengan Basilika St. Petrus (Vatikan), karena basilika ini tidak besar. Tidak jelas mengapa ada embel-embel “di Luar Tembok”, aku menduga mungkin karena di balik tembok tinggi yang mengelilingi sisi kiri, kanan, dan belakang gereja, adalah pemakaman kuno. Sebagai area di luar tembok area pemakaman. Basilika ini termasuk berada di pusat Kota Roma, karena hanya berjarak 3,5 km dari Colloseo atau 1,5 km dari Termini, stasiun kereta. Di depan gereja ada sebuah monumen dengan prasasti bertuliskan IN HONOREM LAVRENTII MARTYRIS EREXIT PIVS IX PONT MAX PONTIFICATVS A XIX. Kurang lebih berarti Dipersembahkan untuk Laurentius Martir, dan Paus Pius IX Kepausan Abad 19. Rupanya di gereja inilah St. Laurentius dimakamkan. Lalu pada abad 19, Paus Pius IX wafat dan ikut dimakamkan di sini. Saat itu pun aku masih belum tertarik mencari tahu siapakah santo ini. Sekitar tiga tahun lalu, aku menjadi warga Paroki Alam Sutera, Tangerang. Gerejanya bernama Gereja Santo Laurensius. Usia bangunan gereja ini baru 10 tahun, desainnya klasik. Bagian interior sepintas mirip Katedral Jakarta. Nah di plaza depan gereja, ada sebuah patung yang besar, berwarna putih. Ini adalah patung santo pelindung gereja, Santo Laurensius. Tangan kiri terlipat sambil memegang sebuah kotak sedangkan tangan kanan memegang rangka daun jendela. Jujur aku bertanya-tanya, kenapa koq membawa-bawa daun jendela. Saat itulah muncul rasa ingin tahu, maka aku mulai menggali dari beberapa sumber. Santo Laurentius lahir pada tahun 225 di Via Tiburtino, kota Roma (jalan ini masih ada sampai sekarang, jalan menuju basilika). Berasal dari keluarga bangsawan kaya, namun keluarga ini belum mengenal Kristus. Baru saat remaja, Laurentius tertarik akan ajaran Yesus. Ia rajin ke gereja mendengarkan kotbah dan pengajaran, sehingga akhirnya ia dibaptis. Laurentius dikenal amat saleh dan besar perhatiannya pada orang-orang miskin. Ia gigih mengajar dan menyebarkan agama. Paus Sixtus II (257-258) mengamati segala keutamaan Laurensius, lalu mengangkatnya menjadi salah satu dari tujuh diakon agung yang membantu tugas-tugas Sri Paus. Khusus kepada Laurentius, Sri Paus mempercayakan pengelolaan harta gereja termasuk tugas untuk membagikannya kepada para fakir miskin di seantero kota Roma. Saat itu Romawi dipimpin oleh Raja Valerianus (253-260). Raja ini sangat kejam dan menginginkan semua warga menyembah dewa-dewa bangsa Romawi. Raja banyak menangkap, menyiksa, bahkan membunuh pengikut Kristus yang tidak mau berbalik menyembah dewa-dewa. Raja sangat marah kepada Laurentius, karena banyak kaum tersisih dan orang miskin yang memutuskan masuk Gereja karena mengalami budi halus dan ketulusan kasih Laurentius. Kondisi ini membuat kegiatan menggereja dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari, tepatnya tanggal 6 Agustus 258, ketika Paus Sixtus II sedang mempersembahkan Misa di dalam tempat persembunyian, tiba-tiba katakombe diserbu para prajurit Raja. Paus ditangkap dan akan dihukum mati. Karena kesetiaannya Laurentius mengajukan diri untuk mati bersamanya. Paus mencegah dan meyakinkan Laurentius bahwa belum saatnya ia menjadi martir. Laurentius lalu dihadapkan kepada walikota Roma, ia dibujuk untuk menyangkal Kristus dan menyerahkan seluruh harta gereja dengan imbalan kebebasan. Laurensius minta waktu tiga hari untuk mengumpulkan harta gereja, tentu saja ini membuat walikota senang. Bergegas Laurensius mengumpulkan segala harta yang dimiliki gereja dan membawanya. Namun alih-alih menyerahkan kepada pemerintah Romawi, ia pergi ke segala pelosok Roma guna membagikan harta kepada orang-orang miskin hingga tak bersisa. Ia hanya minta tolong kepada mereka agar bersedia berkumpul di depan Colloseo pada hari ketiga sesuai janjinya kepada walikota. Tepat tanggal 10 Agustus 258, Laurentius datang ke Colloseo tempat di mana pengadilan kota diadakan. Ia disambut oleh walikota yang langsung menanyakan di mana harta gereja yang dijanjikan. “Semua sudah kubawa. Mari kita keluar untuk melihatnya” jawab Laurentius. Di halaman luar Colloseo, Laurentius memperlihatkan kerumunan begitu banyak orang-orang miskin dan tersisih sambil berkata: “Ambillah orang-orang miskin dan sengsara ini. Inilah harta kekayaan Gereja. Peliharalah dan serahkanlah kepada Kaisar” Wali Kota sangat marah lalu memerintahkan para prajurit menangkap dan memanggang Laurentius. Segera Laurensius ditangkap dan diikat pada sebuah grid (alat pemanggang). Kayu-kayu bakar disiapkan dan mulai dinyalakan. Laurentius tidak gentar, ia bahkan tersenyum sambil terus berdoa mohon kekuatan. Konon saat Luarensius wafat, tercium bau harum yang sangat kuat dan dapat dirasakan oleh semua yang hadir. Membuat semua orang yang hadir kagum. Tak sedikit dari mereka kemudian bertobat dan menjadi pengikut Kristus. Sampai di sini, aku tertawa dalam hati, karena aku telah salah mengira grid sebagai daun jendela. Mayat yang telah hangus ini dimakamkan di kampus Verano, Via Tiburtino. Kemudian pada awal abad keempat Raja Konstantinus Agung mendirikan sebuah gereja yang megah di atas makam sebagai penghargaan bagi kesetiaan iman Diakon Laurentius. Untuk mengenang dan menghormati Santo Laurentius, Gereja menetapkan tanggal 10 Agustus sebagai hari pesta. Laurentius adalah teladan sempurna sebagai seorang yang sungguh mencintai sesama dan seorang teguh setia pada Kristus. Jiwaku melekat pada-Mu ya Tuhan, tubuhku dipanggang demi nama-Mu. Penulis dan Foto oleh Fidensius Gunawan Artikel telah ditayangkan di www.hidupkatolik.com - 8 Agustus 2022

  • HUT ASAK dan HUT PAA se-KAJ di St. Laurensius

    HUT ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah) ke-15 dan HUT PAA (Paguyuban Alumni ASAK) ke-5 se-KAJ di Gereja St. Laurensius. Pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2022, Gereja St.Laurensius pagi-pagi sudah tampak meriah dengan kehadiran para tamu undangan yang akan mengikuti misa syukur dalam rangka Hari Ulang Tahun ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah) yang ke-15 dan PAA (Paguyuban Alumni Asak) yang ke-5 se-Keuskupan Agung Jakarta. Misa dimulai tepat jam 9 pagi secara konselebrasi dipimpin oleh Vikjen KAJ Romo Samuel Pangestu, Pr bersama Romo Bernardus Hardijantan Dermawan Pr (St. Laurensius) dan Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi KAJ Romo Adrianus Suyadi SJ, misa dihadiri pula oleh tujuh Romo lainnya dari beberapa paroki di Jakarta. Suasana misa syukur sangat meriah karena banyaknya tamu undangan, selain bapak ibu para pengurus dan pegiat ASAK dan PAA juga tampak kehadiran anak-anak ASAK dari 65 paroki dan 2 stasi di seluruh KAJ, tidak ketinggalan tamu-tamu undangan lainnya seperti rekan-rekan mitra kerja ASAK dan PAA serta undangan lainnya termasuk para donatur ASAK dari awal berdiri dan tentunya para tamu alumni ASAK. Misa dimeriahkan oleh koor anak-anak ASAK dari Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Paroki Tangerang. Setelah misa selesai, perayaan HUT ASAK dan PAA ini berpindah ke aula gereja untuk acara lanjutan. Pastor Kepala Paroki Alam Sutera Romo Hadi Suryono Pr berkenan memberikan sambutan. Agenda utama acara di aula ini adalah talk show seputar gagasan “Ayo Vokasi” untuk melengkapi gerak langkah ASAK dan PAA yang diharapkan mampu memberikan anak anak yang putus sekolah, yang kecil, lemah dan berkekurangan atau yang berkebutuhan khusus untuk bisa belajar mandiri dengan keahlian khusus. Tentunya supaya Ayo Vokasi dapat berfungsi secara optimal dibutuhkan kerja sama dengan beberapa mitra kerja seperti diantaranya Binus Center, Lembaga Vokasi Puspita Martha (Martha Tilaar) atau ATMI Cikarang dan lain sebagainya. Tiga anak ASAK yang beruntung menjadi pemenang lomba LOGO ASAK bergembira mendapatkan hadiahnya. Juga ada beberapa anak ASAK yang secara simbolis menerima bantuan laptop. Acara meriah berakhir sekitar pukul satu siang. Wajah sumringah tampak menghiasi wajah anak-anak ASAK bersama pendamping mereka saat melangkah meninggalkan aula gereja. Semoga semangat bertumbuh, berkarya, berbuah dalam kasih akan terus menggelora agar mampu menumbuhkan harapan-harapan baru dalam menyongsong masa depan. Penulis: Ibu Imelda Foto: Bapak Benny Salim

bottom of page