top of page

Seksi Panggilan

Tuaian begitu banyak, namun pekerja sedikit. Hal ini terjadi dalam banyak bidang, tak terkecuali dalam Hidup Bhakti. Menjadi seorang imam adalah sebuah panggilan hidup bahagia.  Dengan menjadi imam, kita diajak menjadi hidup lebih kudus, lebih total melayani Allah bersama umat, lebih mampu membangun komitmen untuk hidup lebih setia, taat, dan tidak terikat pada hal-hal duniawi. Hidup menjadi semakin seperti Yesus Sang Gembala Baik.

panggilan.jpg

Bapak Kardinal Suharyo pada saat pentahbisan Imam KAJ

Tugas Pokok Seksi Panggilan Paroki:

​

  1. Menumbuhkan minat dalam diri orang muda untuk berani menjawab panggilan Tuhan menjadi pelayan-Nya dalam lembaga hidup bakti.

  2. Menumbuhkan kesadaran seluruh umat paroki khususnya keluarga dan lembaga-lembaga pendidikan Katolik di teritori paroki Alam Sutera dalam tanggung jawab bersama atas tumbuh dan lestarinya panggilan menjadi imam, biarawan-biarawati.

  3. Memelihara panggilan yang telah ada.

Pengurus Seksi Panggilan

​

Seksi Panggilan Paroki diketuai oleh Ketua Seksi yang ditunjuk oleh Dewan Paroki. Ketua seksi panggilan membuat kepengurusan dan pelayanan ini dapat dijalankan dalam semangat kebersamaan. Sangat diharapkan keterlibatan komunitas biara yang ada di paroki dalam kepengurusan Seksi Panggilan.

Menjalin Mitra Kerja Seksi Panggilan

​

Mengingat bahwa karya pelayanan seksi panggilan terkait dengan pihak-pihak lain, maka perlu membangun jejaring atau mitra kerja untuk semakin mengungkapkan tugas pokoknya, seperti:

  1. Putera Altar dan Puteri Sakristi (PAPS). Mengingat benih panggilan biasanya tumbuh subur di kalangan mereka, yang mulai mengambil bagian tugas pelayanan dalam lingkungan Gereja sejak mereka masih usia anak.

  2. BIA dan BIR. Memperkenalkan kepada anak-anak dan remaja tentang gambaran kehidupan/ profil dari biarawan / biarawati. Hal ini secara tidak langsung menumbuhkan cita-cita untuk menjadi pastor, bruder dan suster.

  3. Seksi Kepemudaan. Menggugah dan menantang kaum muda untuk berani menjawab “Ya”, serta menaruh perhatian untuk ambil bagian dalam kelangsungan hidup menggereja, khususnya dalam ketersediaan tenaga pelayanan dengan menjadi imam, bruder dan suster.

  4. Seksi Keluarga. Mengadakan sosialisasi kepada keluarga-keluarga akan nilai-nilai kehidupan keluarga katolik yang juga menjadi dasar dalam menumbuh kembangkan minat akan panggilan terhadap lembaga hidup bhakti.

  5. Biara atau komunitas religius. Melibatkan secara langsung komunitas / biara yang ada dalam paroki untuk terlibat aktif dalam pendampingan, sehingga perjumpaan langsung dengan kaum berjubah dapat semakin terasa.

  6. Sekolah Katolik. Mengadakan juga promosi panggilan di sekolah katolik dalam rangka memperkenalkan dan menebarkan benih panggilan Tuhan.

  7. Kelompok Kategorial, seperti: Anthiok, THS/ THM, KKMK Paguter (Paguyuban Orang Tua Terpanggil), Legio Mariae, Paguyuban Lansia dan lainnya. Ini untuk membangun kekuatan spiritual melalui doa. Kelompok ini dapat diminta bantuan untuk  mendoakan mereka yang sedang menggeluti dan menghayati hidup panggilan (seminaris, frater, bruder, suster dan imam) maupun berdoa demi tumbuh suburnya panggilan.

​

Bersama kelompok ini dapat membuat kesempatan khusus untuk mendoakan Doa Mohon Panggilan maupun Doa untuk imam,  bruder dan suster.

Kegiatan Seksi Panggilan Paroki

 

  1. Sharing informasi / kegiatan terkait panggilan dengan memanfaatkan media digital paroki (website, IG, FB, podcast, dll.) sehingga semakin banyak anak, remaja maupun kaum muda yang dapat semakin mengenal bahkan sampai tertarik untuk menjadi imam, bruder dan suster.

  2. Menyelenggarakan Misa Panggilan yang menampilkan anak-anak untuk berkostum pastor atau suster cilik. Hal ini untuk membangkitkan suatu kebanggaan dalam diri anak-anak kecil (BIA/  BIR, PAPS) dengan jubah dan peran mereka sebagai “pastor dan suster cilik”.

  3. Mendampingi dan memfasilitasi mereka yang sepertinya sudah ada ketertarikan untuk masuk seminari atau biara dengan kegiatan-kegiatan yang membuat mereka semakin bangga untuk menjadi imam, bruder dan suster, seperti mengajak mereka kunjungan ke seminari bahkan mencarikan informasi mengenai pendaftarannya, mensponsori jika ada kegiatan retret/ rekoleksi/ seminar tentang panggilan hidup bhakti

  4. Membantu untuk mengkomunikasikan kepada pastor paroki atau pihak lain seperti seksi PSE/ Pendidikan/ orangtua asuh, jika ada kesulitan keluarga dalam hal finansial bagi anak yang akan masuk seminari.

  5. Mengadakan pertemuan dengan Paguter paroki (Paguyuban Orang Tua Terpanggil) untuk mempererat relasi dan memberikan dukungan atas panggilan dalam keluarga mereka, misalkan dengan mengadakan Natalan atau Paskahan Bersama. 

  6. Membuat data untuk paroki tentang jumlah mereka yang menjadi imam, bruder dan suster, maupun seminaris yang berasal dari parokinya. Dari data tersebut juga bisa digunakan untuk mengundang mereka sekali waktu untuk sharing panggilan hidupnya, terlebih bagi seminaris - jika mereka libur - dapat dilibatkan dalam kegiatan pendampingan sekaligus untuk ber-sharing dalam BIA/ BIR/ Misdinar.

panggilan1.jpg
panggilan2.jpg

Contact:

Karena tanggung jawab tumbuh suburnya panggilan hidup bhakti bukan hanya tugas seorang imam, suster atau bruder saja, tetapi juga tanggung jawab setiap umat kristiani

- Rm Yohanes Radityo Wisnu, Karya Kepausan Indonesia KAJ -Komisi Panggilan.

bottom of page