top of page

SALAH KAPRAH: Malam Paskah & Minggu Paskah



Sering terjadi animo umat Katolik sangat tinggi dalam menghadiri perayaan misa MALAM PASKAH, melebihi animo terhadap perayaan MINGGU (pagi) PASKAH. Namun, sadarkah kita, kebiasaan ini justru menjadi SALAH KAPRAH selama ini.


Loh, kok bisa? Apa salah kaprahnya?


Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah yang berarti ketika umat memang menyadari makna dari perayaan misa Malam Paskah, serta tidak menghilangkan makna dari perayaan Minggu Paskah. Penting dipahami bahwa peringatan kebangkitan Yesus sesungguhnya baru diselenggarakan pada Minggu Paskah. Jadi sudah selayaknyalah antusiasme umat tetap BERPUNCAK pada misa MINGGU PASKAH.


Malam (Sabtu) Paskah atau Vigili Paskah adalah saat di mana kita merasakan sukacita sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan. Kata vigili berasal dari bahasa Latin, vigilare yang artinya berjaga-jaga.


Yesus yang wafat akhirnya beralih dari alam kematian menuju kebangkitan. Pada perjanjian lama, Malam Paskah merupakan peristiwa penantian lewatnya Tuhan di tanah Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun.


Saat Malam Paskah nanti, umat Katolik juga akan mengenangkan kembali Sakramen Baptis yang telah diterima. Sakramen Baptis sendiri merupakan tanda kita diterima sebagai anggota keluarga Gereja Katolik. Barangkali, itulah yang menyebabkan Malam Paskah selalu dirayakan secara meriah.


Salah kaprahnya, apa lagi? Terkadang praktik gereja parokial yang membuat kesan begitu muncul dengan sendirinya. Minggu Paskah (pagi) selalu dibuat sebagai Minggu Paskah khusus untuk anak sekolah minggu atau "BIA-BIR" (Bina Iman Anak/Remaja). Alhasil, liturgi Minggu Paskah menjadi terkesan "kalah kelas" dibanding liturgi Malam Paskah.


Mari kita lihat praktik di gereja para frater atau calon imam. Contoh, di gereja STSP Pematangsiantar, tempat para calon imam projo dari keuskupan-keuskupan di Sumatera dan ordo lain merayakan misa Minggu. Pada saat para fraternya menjadi petugas liturgi, praktik kebiasaannya juga sama seperti yg dilakukan paroki-paroki di luar. Upacara Malam Paskah selalu lebih meriah dibanding Minggu Paskah pagi. Semangat para fraternya mengikuti misa Malam Paskah justru lebih besar dibanding paginya. 😃


Berbeda mungkin masa pendidikan di Seminari Menengah Pematangsiantar. Pada perayaan Malam Paskah dan Paskah Minggu pagi tidak terasa berbeda kelasnya. Sama-sama meriah dan agung. Apalagi, setelah misa Paskah ada suguhan "menu daging istimewa" di kamar makan untuk para seminaris. Minggu pagi Paskah serasa pesta besar dan meriah. 😃👍.


Memang idealnya, Vigili Paskah itu dirayakan pada jam 00.00 (tengah malam) seperti praktik di Vatikan. Namun, jika Vigili Paskah dirayakan di Indonesia pada jam tengah malam tersebut, dipastikan akan sangat sedikit umat yang bisa hadir berpartisipasi dalam misa itu. Karena itu, demi alasan pastoral (ad rationes pastorales), misa Malam Paskah di banyak paroki mulai dirayakan pada Sabtu sore atau malam.


Sekali lagi, perlu digarisbawahi dan diingat bahwa:

MINGGU PASKAH (pagi) disebut juga Hari Raya Kebangkitan Tuhan. Itu adalah PUNCAK peringatan liturgi Gereja Katolik. Hari Raya Kebangkitan Tuhan ini adalah HARI RAYA DARI SEGALA HARI RAYA. Hari itu menjadi hari yang amat istimewa karena Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya.


> Konstitusi Liturgi atau Sacrosanctum Concillium (SC) No. 97 juga dengan tegas menyatakan: "Misa Minggu Paskah harus dirayakan dengan meriah."


Secara singkat:

MALAM PASKAH: penantian kebangkitan Tuhan

MINGGU PASKAH: hari raya kebangkitan Tuhan


Maka anggapan bahwa, ”Saya sudah hadir ikut Misa tadi malam (Paskah), maka hari Minggu (Paskah) tidak perlu lagi” adalah anggapan yang TIDAK TEPAT!


Semoga! 😇


Catatan kecil

Serpong, 16 Maret 2024

📝 Febry et Scienti

2,669 views

Recent Posts

See All
bottom of page