top of page

Mengapa Gereja “Perlu” Membantu UMKM?

Sejak tahun 2019 Keuskupan Agung Jakarta telah menjadikan UMKM sebagai prioritas kerja melalui program SABUK (Sentra Bimbingan Usaha Kecil) sebagai wujud bela rasa gereja dalam bidang pemberdayaan ekonomi agar umat yang berwirausaha skala mikro dan kecil dapat bangkit dan mandiri secara ekonomi.


Mengapa UMKM perlu dibantu? Pertama, karena jumlah UMKM yang terus meningkat. Kedua, karena banyaknya UMKM yang masih kesulitan untuk bisa mandiri secara ekonomi. Peningkatan jumlah UMKM disebabkan oleh 2 faktor. Pertama, karena menurunnya jumlah lapangan kerja formal yang tersedia. Kedua, karena badai PHK yang terus melanda industri nasional. Akibatnya banyak pekerja formal atau calon pekerja formal yang berpindah ke sektor informal dan UMKM.


Pekerja formal adalah pekerja yang mempunyai kontrak kerja atau terdaftar pada Depnaker. Data statistik BPS menunjukan bahwa jumlah lapangan kerja formal sudah sejak lama menurun tajam setiap tahunnya (lihat grafik). Padahal lulusan baru dari sekolah dan universitas yang ingin masuk ke sektor formal justru bertambah banyak tiap tahunnya. Ini tercermin dari makin kecilnya tingkat penyerapan pekerja formal, dimana pada tahun 2022 hanya 13,6% saja yang terserap. Dan bagi fresh graduate S1/S2 yang dalam 2 tahun pertama masih belum berhasil mendapatkan pekerjaan formal, pintu masuk ke dalam sektor formal biasanya otomatis sudah tertutup permanen.


Yang tidak terserap oleh sektor formal umumnya menjadi pengangguran, atau berpindah ke sektor informal – baik sebagai pekerja informal atau memulai usaha sendiri sebagai UMKM. Akan tetapi angka resmi pengangguran nasional tetap terlihat kecil (di bawah 5%) karena yang telah berpindah ke sektor informal tidak akan tercatat lagi sebagai pengangguran formal.

Pengangguran turun, pekerja informal naik

Meskipun terjadi penurunan serapan pekerja formal, angka pengangguran tidak tampak meningkat. Diperkirakan, ini karena mereka yang tidak terserap di sektor formal ‘lari’ ke sektor informal. Proporsi pekerja di sektor informal selama ini memang lebih dominan, misalnya pada Februari 2024 mencapai 59,17 persen, seperti termuat dalam publikasi Berita Resmi Statistik BPS 6 Mei 2024.


Yang telah masuk di sektor formal pun tetap tidak aman, badai PHK masih terus menghantui. Dan bagi pekerja formal yang terkena PHK umumnya sulit/lama mendapatkan kembali pekerjaan baru. Akan tetapi menjalankan usaha UMKM tidaklah mudah. Yang telah lama menjalani usaha saja masih mengalami kesulitan, apalagi bagi yang baru saja memulai usaha dan belum mempunyai pengalaman sama sekali. Transisi dari pekerja menjadi pelaku usaha bukanlah hal yang mudah, dan tidak cukup hanya dengan bermodalkan niat dan kemauan saja.


Untuk itu Seksi PSE Paroki Alam Sutera menjalankan SABUK dengan 3 fokus area, yaitu Production, Operation, dan Marketing/Promotion.


  1. Production. Di sini kuncinya adalah keberhasilan dalam membuat produk/jasa yang kualitasnya cukup baik dan dapat diterima oleh konsumen. Suatu produk/jasa dianggap berhasil diterima oleh konsumen apabila telah mendapatkan repeat-order, dimana konsumen yang sama bertransaksi lebih dari 1x. UMKM yang telah berhasil mendapatkan konsumen repeat-order dianggap telah memiliki potensi pangsa pasar. Ini penting sekali karena UMKM yang belum memiliki potensi pangsa pasar biasanya tidak akan sanggup bertahan lama. Keberhasilan membuat suatu produk/jasa tergantung pada Minat, Bakat dan Skills. SABUK membantu meningkatkan Skills melalui kegiatan TRAINING. Berbagai jenis training seyogianya akan dilaksanakan pada awal 2021 (menjahit, merias, memasak, teknisi AC, teknisi motor, teknisi listrik, dsb) tapi tertunda karena pandemi, dan sampai sekarang belum dimulai kembali.


  2. Operation. Keuntungan usaha tergantung pada operasional yang efektif/efisien. Banyak UMKM yang sebenarnya memiliki produk/jasa berkualitas tapi labanya tipis atau bahkan rugi karena permasalahan operasional. SABUK membantu meningkatkan operational usaha melalui kegiatan MENTORING. Sayangnya Seksi PSE masih kekurangan relawan yang bersedia berkarya sebagai mentor UMKM. Dan khusus bagi UMKM kategori pra-sejahtera dapat mengajukan dan menerima BANTUAN MODAL USAHA yang sifatnya berupa hibah (bukan pinjaman) untuk meningkatkan operasional usaha.


  3. Marketing/Promotion. Kegiatan promosi diperlukan agar produk/jasa dapat cepat dikenal oleh banyak orang. Tapi UMKM umumnya tidak memiliki waktu, keahlian atau ketekunan dalam menjalankan kegiatan promosi yang efektif. Seksi PSE melihat bahwa traffic dari ribuan umat yang menghadiri misa minggu pagi dapat menjadi SARANA PROMOSI yang efektif bagi UMKM dalam memperkenalkan produk/jasa nya. Dan Bazar yang diadakan secara rutin tiap minggu pagi di Plaza GKP terbukti telah berhasil membuat UMKM kita lebih cepat dikenal oleh komunitas umat paroki, seperti yang terlihat dari hasil survey yang telah dilakukan.


Jumlah UMKM akan terus meningkat seiring terjadinya krisis lapangan pekerjaan dan maraknya gelombang PHK. Padahal menjalankan usaha atau memulai usaha bukanlah hal yang mudah, sehingga banyak umat kita yang masih sangat membutuhkan bantuan. Gereja dalam hal ini turut hadir berbela rasa melalui program SABUK dan Bazar UMKM. Dan Seksi PSE mengharapkan makin banyaknya relewan umat yang dapat ikut berbela rasa dengan cara berpartisipasi dalam program-program kerja paroki yang melayani UMKM.


Salam,

Seksi PSE Paroki Alam Sutera




110 views

Recent Posts

See All
bottom of page