Misa Masa Pandemi
Awal Misa di Masa Pandemi
​
Saat itu pertengahan bulan Maret 2020, ketika masa PraPaskah sedang berlangsung, Indonesia mulai didatangi virus Covid 19 dan dirasakan semakin merebak. Mengikuti instruksi dari Keuskupan Agung Jakarta agar semua paroki di KAJ segera meniadakan misa normal (misa tatap muka), maka Paroki Alam Sutera mulai mempersiapkan misa secara online (daring).
Seksi Liturgi segera mempersiapkan panduan untuk umat termasuk Doa Komuni Spiritual yang diperkenalkan sejak lama oleh Santo Alphonsus de Liguori. Dalam kondisi yang mendesak, dimana Sakramen Ekaristi tidak dapat disambut secara langsung, Doa Komuni Spiritual jelas diperlukan.
Paroki segera mempersiapkan tim multimedia lewat seksi komsos untuk pelaksanaan misa online, yang dilakukan secara live streaming melalui Youtube dan jaringan TV Kabel NetCiti (khusus kawasan Alam Sutera). Pelaksanaan misa online pertama kali dilangsungkan tanggal 22 Maret 2020 pukul 8.30 bertepatan dengan Minggu Laetare, Minggu Prapaskah ke 4. Harapan sukacita dalam pertobatan menyambut Paskah diwarnai keprihatinan karena misa harus dilakukan secara online. Misa online awalnya dilakukan setiap hari Minggu pukul 8.30 (misa mingguan) dan setiap hari Senin s/d Jumat pukul 5.45 (misa harian). Petugas di seputar altar, selain imam, yang terlibat langsung hanya 2 orang Putera Altar, seorang lektor, seorang komentator dan pasdior (yang anggotanya sangat dibatasi) untuk misa mingguan; sedangkan di misa harian hanya 1 lektor saja.
​
Dalam pelaksanaan misa daring, imam dan petugas liturgi tetap menjaga protokol kesehatan, tampilan layar streaming menunjukkan hal tsb, misalnya ketika perarakan masuk, tidak lagi petugas liturgi dan imam jalan berarak berpasangan, tetapi berarak satu persatu dengan menjaga jarak. Satu microphone hanya dipakai satu orang, kecuali dalam keadaan untuk berbagi, maka menggunakan selubung microphone masing-masing.
​
Semenjak dilakukan misa daring hingga sekarang, imam senantiasa memimpin umat memanjatkan doa agar pandemi segera berakhir. Contoh nyata adalah selalu diadakan adorasi singkat Sakramen Maha Kudus, atau mendaraskan devosi Kerahiman Ilahi, devosi kepada Bunda Maria berupa Doa Rosario Merah Putih bagi Bangsa dan Dunia atau doa yang dibuat oleh keuskupan terkait pandemi ini. Juga mendoakan penderita covid, mendoakan jiwa korban meninggal karena covid, memohon kesehatan untuk tenaga medis dan paramedis, dan mendoakan para pemimpin negara pemegang kebijakan terkait covid.
Untuk mendukung misa online, kelompok-kelompok koor juga membuat kreasi berupa virtual choir yang kemudian ditampilkan sebelum misa. Pandemi mengundang kreatifitas tanpa batas.
Persiapan Misa Offline (tatap muka) dengan jumlah umat terbatas
​
Karena dirasakan Sakramen Ekaristi tetap harus diterima secara langsung, maka dipersiapkanlah misa offline (tatap muka) dengan jumlah umat terbatas. Untuk itu dibentuklah TGK (Tim Gugus Kendali) KAJ, setingkat keuskupan, yang memandu semua TGKP (Tim Gugus Kendali Paroki). TGKP Alam Sutera mulai mengadakan rapat TGKP secara offline pada akhir bulan Juni 2020, tepatnya 30 Juni 2020. Sejak itu rapat TGKP dilakukan secara rutin setiap Selasa malam, bila pada awalnya dilakukan offline maka saat ini dilakukan secara online, untuk mempersiapkan, mengevaluasi keadaan dari waktu ke waktu, demi meningkatkan keselamatan umat terkait pelaksanaan protokol kesehatan.
Persiapan pelaksanaan misa offline dilaksanakan cukup lama, karena TGKP perlu pengajuan dokumen yang persyaratannya sangat lengkap ke TGK KAJ untuk disetujui. Beberapa panduan dari TGK KAJ dalam pelaksanaan misa offline (tatap muka), kesemuanya terkait protokol kesehatan misalnya:
-
Jumlah umat dan petugas terbatas, tahap awal hanya 20 persen dari kapasitas maksimal gereja dan aula, yakni total 300 umat dan 50 petugas. Dalam hal ini jarak antara umat di gereja dan aula perlu diatur
-
Umat yang dapat hadir (kondisi awal) adalah terdaftar di biduk paroki, berusia 18 – 59 tahun
-
Umat harus membuat akun di web belarasa.id dan mendaftar untuk mendapatkan QR code tanda masuk agar dapat mengikuti misa offline
-
Umat yang masuk kawasan gereja harus selalu memakai masker dengan benar
-
Durasi misa tidak boleh terlalu lama, sehingga ordinarium tidak dinyanyikan
-
Fasilitas protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan umat yang cukup jumlahnya sebelum masuk gereja
-
Alur umat untuk masuk gereja, komuni dan selesai misa harus diatur untuk menghindari kerumunan dan tetap menjaga jarak
-
Ventilasi ruangan dimana semua pintu dan jendela dibuka, bila ac dinyalakan juga diatur dengan keterbatasan
-
Ruangan tempat ibadat selalu didisinfektan setelah digunakan, agar resiko penyebaran dieliminir
-
Petugas Lapangan dan Tatib penjaga protokol kesehatan disiapkan
-
Keterlibatan tim dokter dan paramedis untuk berjaga jaga dalam setiap misa offline
Misa Offline di Paroki Alam Sutera dimulai pada tanggal 13 September 2020 pada misa pukul 8.30.
Karena kapasitas umat dibatasi dalam misa offline, maka misa tetap dilakukan secara online untuk umat yang mengikuti misa dari rumah. Dengan kata lain misa dilakukan secara hybrid (offline, sekaligus online). Antusiasme umat untuk mengikuti misa offline sangat tinggi dengan tampak selalu habisnya kuota pendaftaran
Pelayan Pembawa Komuni (PPK)
​
Ketika Misa Offline sudah berjalan, TGK KAJ dalam perkembanganya memandu paroki-paroki agar melaksanakan PPK, agar umat yang menerima Sakramen Ekaristi berupa Sakramen Maha Kudus (SMK), bukan saja umat yang hadir secara langsung di gereja (offline) tetapi juga bagi umat yang mengikuti misa online dan juga bagi lansia dan remaja yang sudah komuni pertama. Seorang PPK harus memenuhi syarat yang ditentukan, seperti sudah menerima Sakramen Krisma. Untuk PPK, paroki menyediakan sejumlah piksis dan didistribusikan kepada semua lingkungan untuk diberikan kepada setiap keluarga di lingkungan.
​
Untuk penghormatan terhadap Sakramen Maha Kudus, diadakan sosialisasi yang cukup matang kepada umat tentang PPK, seperti syarat seorang PPK, tata cara pendaftaran dan permohonan SMK, perlakuan PPK membawa SMK, syarat siapa saja yang boleh menyambut SMK, doa sebelum membawa SMK, tata cara ibadat penerimaan komuni di rumah dll. Panduannya berupa dokumen pdf, video youtube dan leaflet.
​
Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan PPK dibagi 3 jenis sbb:
-
PPK Offline/ PPK Hybrid, dimana umat yang mengikuti misa offline, mendaftar dan memohonkan diberikan sejumlah SMK (pada saat komuni) untuk keluarganya yang ada di rumah. Keluarga di rumah harus mengikuti misa secara online sebelum dapat menyambut SMK.
-
PPK Online, dimana umat mendaftar dan memohonkan sejumlah SMK untuk diambil setelah misa dan dibawa ke rumah oleh PPK (dari keluarga) yang ditugaskan. PPK dan keluarganya di rumah harus mengikuti misa secara online sebelum dapat menyambut SMK.
-
PPK Prodiakon, dimana umat mendaftar dan memohonkan sejumlah SMK untuk dihantar oleh prodiakon, khususnya umat Lansia. Sebaiknya PPK Prodiakon didaftarkan bila tidak ada yang memenuhi syarat menjadi PPK di keluarga tersebut, atau PPK dalam keluarga sedang berhalangan. Prodiakon menghantarkan dan menyerahkan langsung piksis berisi SMK di teras rumah, demi protokol kesehatan, mengurangi resiko karena kebanyakan adalah umat lansia yang beresiko lebih tinggi.
Awal pemberlakuan PPK, piksis kosong PPK Prodiakon dan PPK Online dikumpulkan terlebih dahulu oleh pengurus lingkungan ke GKP sehari sebelum diisikan SMK, setiap hari minggu antara pukul 10 hingga 12 diambil PPK dari keluarga (PPK Online) dan Prodiakon (PPK Prodiakon). Setelah keadaan berjalan cukup lancar, saat ini piksis kosong PPK Online tidak perlu dikumpulkan terlebih dulu, tapi langsung dibawa oleh PPK pada hari Minggu antara pukul 10 hingga 12 untuk dimohonkan diisi SMK langsung. Sistem PPK sepanjang pelaksanaan selama ini jelas dapat memenuhi kerinduan umat untuk tetap dapat menyambut Sakramen Maha Kudus walau dalam kondisi pandemi.
Perkembangan PPK dan Misa Hybrid (offline dan online)
​
Dalam perjalanannya, pelaksanaan PPK dan Misa Offline pernah dilakukan lockdown beberapa saat untuk kawasan gereja, setelah diketahui seorang gembala terkonfirmasi Covid 19 setelah mengadakan perjalanan luar kota. Misa offline juga sempat terhenti karena kasus Covid 19 yang meningkat tajam (misa online tetap berjalan). Misa offline kemudian diaktifkan lagi dan berangsur-angsur bertambah frekuensinya maupun persyaratan untuk umat. Efektif 22-23 Januari 2022, frekuensi Misa Offline Mingguan akan menjadi 4 kali (Sabtu 1 kali Minggu 3 kali) dengan kuota umat 650 orang per misa (diluar petugas 50 orang). Misa Offline Harian Senin s/d Sabtu pukul 6 pagi kuota 100. Persyaratan terakhir untuk menjadi umat adalah usia 12 plus dan sudah vaksin 2 kali. Data vaksin 2 kali diupload oleh pengurus lingkungan masing2 agar pada saat umat mendaftar misa maupun PPK melalui web belarasa.id dapat diterima dan mendapatkan QR code. Dalam perkembangannya tidak setiap misa offline juga dibuat online, ini karena sudah semakin banyak umat yang sadar akan prokes serta agar mendorong umat untuk hadir langsung di misa tatap muka. Saat ini mengikuti misa offline, bukan saja QR code pendaftaran misa dari belarasa yang discan, tetapi juga harus menscan PeduliLindungi. Hanya hasil scan Peduli Lindungi warna hijau yang diijinkan masuk kawasan gereja.
Misa dan Ibadat Lainnya di Masa Pandemi
​
Misa dan Ibadat lainnya, seperti Misa Penerimaan Sakramen Krisma, Misa Penerimaan Komuni Pertama, Ibadat Pemberkatan Perkawinan di paroki juga mengikuti panduan dari TGK KAJ. Pelaksanaan awalnya banyak tertunda, tapi akhirnya dapat terlaksana walau dengan jumlah umat yang terbatas. Seperti Ibadat Pemberkatan Perkawinan awalnya hanya dapat dihadiri 30 orang, sekarang sudah dapat dihadiri oleh 50 orang. Misa Penerimaan Sakramen Krisma yang sebelumnya dilaksanakan dengan sejumlah Misa (karena jumlah umatnya dibatasi), saat ini sudah dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta calon penerima Krisma yang cukup banyak dengan hanya 2 kali misa.
​
Penutup
​
Semua sistem protokol kesehatan yang dipandu TGK KAJ dan senantiasa diupayakan untuk dilaksanakan secara optimal oleh TGKP tidak lain bertujuan untuk keselamatan umat bersama terhadap pandemi Covid19.
​
Marilah kita berdoa, semoga kita diberikan kerendahan hati untuk senantiasa dapat mematuhi protokol kesehatan yang ditentukan untuk kebaikan kita bersama, dan kelak kita semakin terbebas dari pandemi. Amin.